Cerpen: Langkah Kecil Menuju Harapan

Cerpen motivasi tentang perjuangan kecil menuju harapan besar. Kisah inspiratif, sarat makna di setiap kalimatnya, hanya di Rascita.com

Kesederhanaan sering kali menjadi bahan ejekan atas ketidakmampuan finansial keluarga Pak Bakar dan Bu Suly, yang hidup di sebuah desa bersama putri tunggalnya yang bernama Dila. Sejak kecil, Dila telah menyaksikan bagaimana orang tuanya selalu dianggap sebelah mata oleh keluarga besar mereka, hanya karena ayahnya seorang petani.

Pak Bakar seringkali terjebak dalam kemarahan akibat tekanan hidup yang menyakitkan, sehingga Dila sering mendapatkan kekerasan mental. "Kamu ini anak perempuan, tidak ada gunanya kamu hidup!" teriak ayahnya ketika memarahinya, karena lupa mencuci piring akibat tubuhnya yang lelah dari perjalanan pulang dari ladang, yang berjarak lumayan jauh dari rumahnya dengan berjalan kaki.

Meskipun diperlakukan seperti anak tiri, ia tetap mencintai kedua orang tuanya, ia tak dapat menutup mata terhadap perlakuan ayahnya. Dila tak ingin menyerah, dalam hati kecilnya ia percaya bahwa, ada harapan untuk mengubah nasib keluarganya.

Suatu malam, saat dia duduk sendiri di bawah sinar rembulan, ia berencana akan membantu ekonomi keluarganya dengan mulai berjualan makanan kecil. Mengumpulkan resep-resep dari ibunya, Dila membuat camilan yang lezat dan berbeda. Setiap hari, ia menawarkan produknya di pasar dan di toko oleh-oleh yang ada di desanya. Meski awalnya sulit dan banyak cemoohan dari tetangga yang meremehkan, ia tetap gigih, Dila tahu betul bahwa setiap rupiah yang ia dapatkan adalah untuk membantu orang tuanya. Dengan semangat yang membara, ia akhirnya mendapatkan pelanggan tetap yang menyukai camilan buatannya. Perlahan, pendapatan dari jualan produk itu mulai membantu keuangan keluarganya.

Suatu sore, saat Dila kembali ke rumah setelah berjualan, ia melihat ibunya duduk di dapur, menatap dapur yang telah lama tidak ngebul berasap. Ia menghampirinya dan berkata, 
"Bu, aku berhasil menjual semua camilan hari ini. Kita bisa membeli beras dan kebutuhan lain."
Mendengar kalimat Dila, mata ibunya berbinar, namun senyumnya masih samar. Melihat ekspresi ibunya, ia tersenyum, hatinya menyesak. Teriris dalam senyuman adalah istilah yang tepat dalam menggambarkan wajah Dila pada hari yang hampir gelap itu.

Tidak patah semangat, Dila membuat produk yang lebih beragam. Mempromosikannya ke sosial media adalah bentuk inovasi dari usaha kerasnya. Energi semangat datang dari teman-teman dan pelanggannya. Harapan membahagiakan orang tuanya adalah jalan ninjanya dalam melawan takdir sebagai seorang perempuan yang tidak bisa berbuat banyak untuk ayahnya.

Ilustrasi ketika Dila mendengarkan pertengkaran ayah dan ibunya. Sumber gambar: Pinterest/By. Nazla
Tantangan kembali menghadang. Suatu malam, dia mendengar suara keras dari dalam kamar orang tuanya. Ia mendengar ayahnya berdebat hebat dengan ibunya. Dila merasa hancur mendengar orang tuanya saling menyalahkan. Dalam kekacauan itu, Pak Bakar melontarkan kata-kata kepada istrinya yang melukai hati Dila.
"Semua ini salahmu! jika saja 22 tahun yang lalu,  rahimmu mengandung anak laki-laki, pasti saat ini sudah menjadi abdi negara! Ini malah melahirkan anak perempuan yang tidak berguna.Sontak, air mata mengalir di pipi Dila, kini ia tahu mengapa ayahnya pengen ia jadi polwan. Dia kembali ke kamar berdoa meminta kekuatan untuk menghadapi semua ini. Dengan tekad yang semakin menguat, Dila berjanji pada dirinya sendiri bahwa, ia tidak akan membiarkan situasi ini mengalahkannya.
"Aku pasti bisa, aku adalah lelaki yang dilahirkan ke dunia dalam wujud perempuan yang lemah. Jadi aku harus kuat," ucap ia dalam hati. Bulan demi bulan berlalu, usahanya semakin berkembang. Ia berhasil membangun reputasi sebagai penjual camilan yang berkualitas. Keberhasilannya mulai diakui oleh tetangga dan keluarga besarnya.

Suatu ketika, saat sanak keluarga Dila sedang berkumpul di rumah dalam rangka arisan keluarga, Dila dengan berani mengajak semua orang untuk mencicipi camilannya. Melihat wajah-wajah yang terkejut dan kagum akan citarasa camilan yang dibuatnya, membuat jantungnya berdebar, suasana ruangan menjadi tegang. Setelah beberapa saat, ia mengatakan bahwa semua hasil penjualannya telah membantu membayar kebutuhan sehari-hari keluarganya. "Saya ingin kita semua saling menghargai dan saling mendukung," ucapnya dengan bibir yang bergetar. Keluarga besarpun terdiam, satu per satu mereka mulai memberikan komentar positif, termasuk ayahnya, yang selama ini tidak mengetahui bisnis yang sedang di jalankan oleh putrinya sendiri.

Mendengar komentar positif semua orang, tentang produk dan usaha yang dijalankan oleh putrinya, Pak Bakar merasa bangga sambil tersenyum lebar, memandang wajah putrinya yang terlihat sangat cantik pada momen pertemuan keluarga besar itu. Sontak Pak Bakar memeluk putri kecilnya sambil meneteskan air mata bangga hingga tak mampu berkata-kata.

Ilustrasi ketika Dila di peluk kedua orang tuanya. Sumber gambar: Pinterest/By. Blue
Dila merasa beban berat di pundaknya sedikit terangkat. Mungkin, usaha dan ketekunan bisa meruntuhkan tembok penilaian orang lain. Dalam perjalanannya, ia masih menghadapi tantangan, tetapi ia tidak pernah mundur. Ia percaya bahwa, cintanya kepada orang tuanya adalah segalanya, meskipun terkadang terasa menyakitkan.

Di balik semua kesedihan, ada harapan yang bersinar, mengingatkannya bahwa setiap langkah kecil menuju harapan akan membuahkan hasil. "Tak perlu menyala terang, walaupun redup, tetapi bersinar," adalah kalimat yang sering menjadi penjaga semangatnya.

Kini, Dila bukan hanya sekedar seorang wanita sulung, tetapi juga sosok yang penuh inspirasi. Dengan keberaniannya, ia telah mengubah pandangan keluarganya dan memberikan contoh tentang bagaimana cinta dan ketekunan bisa mengubah hidup. Dila tahu, di balik semua rasa sakit, selalu ada kesempatan untuk kebahagiaan.***


Oleh: Wildan Hamza   |   Raha, 25 Oktober 2024
Sumber: Karangan Penulis



Ingin mendapatkan informasi sastra terbaru dari Rascita? 
Silahkan ikuti Media Sosial kami dengan menekan Link di bawah ini 👇








Disclaimer:
*Cerpen ini merupakan hasil karangan liar Penulis, jangan tersinggung jika ada kesamaan cerita dan nama tokoh, karena cerita ini bersifat fiktif.
*Gambar ilustrasi berasal dari Pinterest yang menyediakan gambar secara gratis.
Jika Anda sebagai pemilik gambar asli merasa keberatan, Anda dapat menghubungi Penulis melalui surel wildanhamzapelaut@Gmail.Com
Hai Sobat Bolder, Rascita berfokus pada cerita-cerita yang memiliki rasa penuh emosi tentang kehidupan, cinta, dan harapan melalui kata-kata. Website ini di persembahkan oleh Wildan Bolder Group