Berapa Harga Sebuah Pendidikan? - Puisi tentang Cinta Orang Tua kepada Anaknya
Sebuah puisi tentang pengorbanan orang tua dan kerinduan mendalam seorang anak yang mengejar impiannya. Baca selengkapnya di Rascita.com
Hai Sobat Rascita,
Pernahkah kalian merenung, mengapa orang tua begitu gigih memperjuangkan pendidikan yang layak untuk anak-anaknya?
Bahkan rela bekerja keras demi melihat buah hatinya mengenakan seragam kebanggaan dan memiliki masa depan yang cerah?
Semua itu bukan sekadar kewajiban, semua itu adalah bentuk cinta yang paling tulus.
Puisi keluarga yang Aku bagikan kali ini adalah ungkapan hati dari orang tua yang rindu, berharap, dan selalu menyayangi meski jarak memisahkan. Semoga bisa menyentuh hati Sobat Rascita di manapun berada.
Puisi: Harga Sebuah Lencana (Part 2)
Versi Orang Tua
Lumpur di tangan, matahari membakar,
Pematang jadi saksi, kerja tanpa gentar.
Saat kau kecil, berlari riang di sawah,
Kini langkahmu jauh, mimpi telah memisah.
Kami tak menangis saat tanah terjual.
Tapi hati ini rindu jejak kecilmu yang menghilang.
Kami tak mengeluh saat datangnya penagih utang.
Asal kau tegak, melangkah tanpa bimbang
Seragam kebanggaan kini kau kenakan,
Di dada tersemat lencana impian.
Tapi saat kau pulang, engkau diam dan lesu,
Kami tahu, ada yang hilang dari hatimu.
Nak, kami tak butuh kau pulang membawa emas.
Kami hanya ingin mendengar tawamu lepas.
Kami tak ingin lahan ini mengikat langkahmu,
Jika harapan kami membuatmu terluka.
Bagaimana kami yang mengorbankan segalanya?
Lencana itu bersinar, tapi apakah hatimu juga?
Sawah memang hilang, tapi hilang karena cinta.
Bila harga dari mimpi adalah air mata,
Biarlah kami yang menanggungnya,
asal engkau tetap bahagia.
Karya: Wildan Hamza
Baubau, 22 Januari 2025
Puisi ini, merupakan suara hati dari orang tua sang anak, untuk menjawab suara hati sang anak, yang tertuang dalam puisi berjudul:
Setinggi apa pun mimpi yang sedang kamu kejar, jangan lupa dari mana semua langkah itu dimulai. Di balik keberhasilanmu, ada tangan-tangan lelah yang tak pernah meminta balas, hanya berharap kamu bahagia.
Terima kasih sudah membaca puisi ini hingga akhir, sampai jumpa di puisi Rascita berikutnya.
Ingin mendapatkan informasi sastra terbaru dari Rascita?
Silahkan ikuti Media Sosial kami dengan menekan link di bawah ini 👇
Gabung dalam percakapan
Itu salah satu cara mendukung kami untuk tetap berkarya.
Ikuti sosial media kami ya, agar Anda dapat mengetahui tulisan terbaru dari kami