Puisi: Rintik Damai di Hati

Puisi Asmara, Puisi Cinta

Kata-kata tajam terlempar di udara,
Melukai hati, bagaikan goresan kaca.
Aku dan kamu, dua jiwa yang resah,
Terjebak di pusaran ego yang melanda.

Sunyi malam, berbisik dalam diam,
Hujan turun, meredam dendam.
Aku menatap bayangmu di ujung ruangan,
Merindukan hangat di sela percakapan.

“Maaf,” lirih suaramu menyentuh awan,
Aku menoleh, dirimu tetap menawan.
Tanpa ragu, kusambut panggilan tangan
Menghapus jarak, membuang segala kerinduan.

Kini, kita duduk berdampingan kembali,
Hati yang retak mulai menyatu lagi,
Karena cinta bukan tentang menang atau kalah,
Tapi tentang saling mendengar, saling pasrah.

Hujan mereda, bintang mulai menari,
Seperti hati kita, kembali harmoni,
Pertengkaran adalah awan yang melintas,
Namun cinta selalu jadi langit yang luas.





Penulis: Wildan Hamza      |     Raha, 12/01/2025
Sumber: Karangan Penulis
Hai Sobat Bolder, Rascita berfokus pada cerita-cerita yang memiliki rasa penuh emosi tentang kehidupan, cinta, dan harapan melalui kata-kata. Website ini di persembahkan oleh Wildan Bolder Group