Puisi Asmara Remaja: Saat Pertengkaran Tak Mampu Menghapus Cinta
Puisi tentang cinta remaja yang diuji oleh pertengkaran karena ego dan kata-kata tajam. Baca puisinya hanya di Rascita.com
Hai Sobat Rascita, pernahkah kamu bertengkar dengan seseorang yang begitu kamu cintai? Kata kata tajam terlontar tanpa sengaja, melukai hati tanpa disadari. Tapi setelah badai reda, yang tertinggal hanyalah rindu dan harapan untuk kembali saling menggengam.
Konflik yang sedang aku alami saat ini, memberikan aku sebuah pemahaman, bahwasanya dalam setiap hubungan, pertengkaran bukanlah hal yang asing. Ego dan amarah kadang menjauhkan dua hati yang saling mencinta. Kadang hanya karena satu kalimat yang dapat menciptakan jarak, tetapi juga hanya karena satu genggaman tangan, sebuah hubungan yang menyatu kembali.
Kisah ini kutuangkan dalam bait-bait puisi. Mungkin bukan cuman aku, tapi kamu atau seseorang yang ada disekitarmu juga pernah dilukai oleh cinta, namun memilih menyembuhkan, bukan langsung menyerah. Yuk, baca sampai akhir kisah konflik yang paling laris dalam sebuah hubungan asmara.
![]() |
Ilustrasi puisi "Rintik Damai di Hati" - menggambarkan hati yang sedang basah akibat hujan konflik.Judul: Rintik Damai di Hati |
Kata-kata tajam terlempar di udara,
Melukai hati, bagaikan goresan kaca.
Aku dan kamu, dua jiwa yang resah,
Terjebak di pusaran ego yang melanda.
Sunyi malam, berbisik dalam diam,
Hujan turun, meredam dendam.
Aku menatap bayangmu di ujung ruangan,
Merindukan hangat di sela percakapan.
“Maaf” lirih suaramu menyentuh awan,
Aku menoleh, dirimu tetap menawan.
Tanpa ragu, kusambut panggilan tangan.
Menghapus jarak, membuang segala kerinduan.
Kini, kita duduk berdampingan kembali,
Hati yang retak mulai menyatu lagi,
Karena cinta bukan tentang menang atau kalah,
Tapi tentang saling mendengar, saling pasrah.
Hujan mereda, bintang mulai menari,
Seperti hati kita, kembali harmoni,
Pertengkaran adalah awan yang melintas,
Namun cinta selalu jadi langit yang luas.
Oleh: Wildan Hamza | Raha, 12 Januari 2025
Puisi ini kutulis sebagai pengingat, bahwa cinta sejati tak gentar menghadapi badai ego. Sebab pada akhirnya, ia selalu menemukan jalannya pulang. Semoga puisi ini menjadi cermin kecil untuk kamu yang sedang memperbaiki, atau yang baru saja berdamai. Jangan biarkan awan-awan kecil menutupi langit cintamu, karena selama masih ada cinta, pastinya masih ada harapan untuk kembali bersama. Terima Kasih
6 komentar
Itu salah satu cara mendukung kami untuk tetap berkarya.
Ikuti sosial media kami ya, agar Anda dapat mengetahui tulisan terbaru dari kami