Cerpen: Langkah Salah di Malam Kelam

Satu malam yang salah mengubah segalanya. Cinta, luka, dan rahasia Kayla terungkap di Rascita.com

Di sebuah kota yang damai, ada sepasang remaja yang telah bertunangan selama hampir tiga tahun. Mereka menjalani hubungan yang penuh kebahagiaan dan merencanakan pernikahan di tahun depan. Mereka adalah Kayla dan Rian

Seperti hubungan lainnya, pertengkaran dan ketegangan mulai merusak perasaan.
Hari itu, pertengkaran mereka semakin memuncak. Rian merasa Kayla terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga mengabaikan hubungan mereka.

Kayla merasa bahwa Rian tidak lagi memahami ambisinya untuk membangun karier.

Kata-kata pedas keluar dari mulut mereka, dan di akhir pertengkaran, Kayla pergi keluar dari kosnya tanpa tujuan yang jelas, berniat hanya ingin mencari ketenangan.

Angin malam menyentuh pipinya, membawa rasa dingin yang serupa dengan hatinya. Mata Kayla terpaku pada lampu taman yang redup, berkilauan seperti air mata yang enggan ia tumpahkan. Ia merasa Rian adalah laki-laki terburuk yang pernah ia temui.

Teman dekat Rian, Riski, yang kebetulan sedang lewat disekitar taman, melihat Kayla sedang melamun sendirian.

Riski, yang sudah lama memendam perasaan terhadap Kayla, merasa ini adalah kesempatan untuk mendekatinya.

"Kayla, kamu kelihatan tidak baik. Apakah ada masalah?"

Tanya Riski dengan suara lembut, mencoba menunjukkan perhatian.

Kayla menatap Riski dengan pandangan kosong, mencoba menahan air mata yang hampir tumpah.

Ia merasa kesepian dan terluka, dan Riski, dengan senyumnya yang menenangkan, seolah menjadi pelabuhan yang aman di tengah badai emosinya.

"Kadang, rasanya semua ini sia-sia, dan aku hanya ingin merasa dihargai." Jawab Kayla, dengan suara serak.

"Begitulah laki-laki, kadang seperti anak kecil yang keinginannya harus bisa penuhi. Laki-laki seperti itu tidak cocok bersama wanita pekerja keras seperti kamu Kayla." Tutur Riski sambil mengusap air mata Kayla yang perlahan membasahi pipinya. 

Tanpa Kayla sadari, kata-kata Riski mulai membawanya ke dalam pusaran emosi yang lebih dalam.

Riski mulai mendekat lebih jauh, memberikan perhatian lebih dari yang seharusnya.

Mereka berbicara lebih lama, berbagi cerita dan rasa kesepian mereka.

Akhirnya, tanpa rencana yang jelas, Kayla menuruti Riski yang mengajaknya berkeliling kota.

Malam itu, mereka berboncengan berkeliling kota sambil tertawa lepas. Hingga mereka pun berhenti di halaman sebuah hotel.

Kesenangan yang di rasakan Kayla, membuat ia lupa segalanya dan mengambil sebuah keputusan yang tak terduga.

Mereka tidur bersama. Kayla seperti terhipnotis oleh kalimat-kalimat yang di tuturkan Riski kepadanya. Sehingga mau-mau saja di ajak Riski masuk ke hotel.
 
Namun, saat Kayla bangun keesokan harinya, rasa penyesalan langsung menyusup.
Ia merasa terjebak dalam keputusan yang membuatnya merasa semakin bersalah. Pikirannya langsung kembali pada Rian.

Beberapa hari berlalu, Kayla mencoba untuk memperbaiki hubungan dengan Rian lalu menghubungi kekasihnya itu. 

Ponsel Rian berdering, tetapi perasaan yang rusak tidak mudah untuk di perbaiki.

Rian tidak merespon panggilan itu. Ia malah memblokir Kayla. 

Karena tidak dapat di hubungi, Kayla mencari Rian, dan mereka akhirnya dapat bertemu di tempat yang biasa mereka kunjungi.

Mereka pun berbincang, 

Kayla: "Rian, apa kamu masih marah sama aku?"

Rian: "Kayla, kamu bisa jelaskan kenapa ponselmu tidak aktif malam itu? Kemana saja kamu? Aku cari-cari kamu semalaman, dan teman-temanmu juga tidak ada yang tahu kamu kemana. Apa yang sebenarnya terjadi?"
Tanya Rian dengan suara yang menggertak.

Kayla: "Rian, aku minta maaf. Aku tahu kesalahanku. Aku terlalu egois dan tidak mendengarkanmu dengan baik. Aku tidak ingin kehilanganmu." Suaranya penuh penyesalan.

Rian merasa ada sesuatu yang berubah dalam diri Kayla, dan wanita itu tidak bisa mengungkapkan apa yang terjadi.
Rian pun pergi meninggalkan kekasihnya itu. 

Tapi seiring waktu, Kayla mulai menyadari betapa besar cinta Rian kepadanya.

Ia menyesal telah membiarkan hubungan mereka terjerembab dalam pertengkaran-pertengkaran kecil yang seharusnya bisa di hindari.

Kayla datang ke kos Rian, mengetuk pintu tanpa bersalam.

Tiba-tiba Rian membuka pintu, dengan cepat Kayla memeluk Rian. Dengan tangisan yang penuh air mata ia berkata, 

"Aku salah. Aku terlalu takut menghadapi masalah kita. Aku memilih cara yang salah untuk melarikan diri dari rasa sakit."

Mereka berdua saling memeluk, merasakan kehangatan yang telah lama hilang.

Namun, Kayla tahu bahwa hubungan mereka tidak akan sama lagi. Apa yang telah terjadi dengan Riski adalah sebuah kesalahan besar yang tak akan bisa dihapus begitu saja.

Setiap kali mereka berbicara, rasa bersalah itu semakin menyesakkan dada Kayla.

Ia ingin mengakui segalanya, ingin melepaskan dirinya dari perasaan ini.

Tapi, setiap kali ia hendak membuka mulut, ia teringat akan betapa rapuhnya hubungan mereka sekarang.

Apa yang akan terjadi jika ia mengungkapkan segalanya?

Lebih baik diam, pikirnya, meskipun itu berarti hidup dalam bayang-bayang rahasia.

Dengan hidup dalam noda dusta, Kayla memilih untuk melangkah maju, berusaha membangun kembali hubungan yang hampir hilang, meskipun ia tahu bahwa perasaan itu tak akan pernah sama lagi.***







Oleh: Wildan Hamza     |     Marunda, 17/11/2024
Sumber: Imajinasi Penulis


Perhatian:
*Cerita ini merupakan hasil karangan Penulis. Apabila ada kesamaan alur cerita dan nama tokoh, itu hanya sebuah kebetulan.
*Gambar pada cerpen ini berasal dari dokumen penulis. 
*Jika Anda seorang perempuan, janganlah menjadi seperti Kayla, wanita yang egois pandai bertipu daya tetapi tertipu rayuan si Riski. Saya sebagai pengarang kisah ini pun muak terhadap tokoh Kayla ini.
Hai Sobat Bolder, Rascita berfokus pada cerita-cerita yang memiliki rasa penuh emosi tentang kehidupan, cinta, dan harapan melalui kata-kata. Website ini di persembahkan oleh Wildan Bolder Group