Cerpen: Menunggu Cinta di Ujung Takdir

Setelah luka dan penantian, cinta sejati kembali. Harapan yang bertahan melampaui luka dan waktu. Baca kisah harunya di Rascita.com

Angin barat bulan desember, menerpa wajah Safar yang baru saja selesai mandi.
Membuatnya teringat sebuah kenangan cinta yang pernah tumbuh dengan sederhana.
Remaja 22 tahun yang jatuh cinta, tanpa tahu bahwa hidup memiliki rencana yang berbeda.

Aku akan menikah, Far,” ujar Enca suatu sore.

Safar tercekat. "Apa maksudmu?"

Bukan denganmu,” lanjut Enca, air matanya jatuh perlahan.

Ayahku sudah menjodohkanku. Aku tidak bisa menolak.

Hari itu, dunia Safar hancur. Enca adalah satu-satunya wanita yang ia cintai, dan kini perjodohan memisahkan mereka.

Meskipun teriris dalam senyuman, Safar tak pernah menyalahkan Enca. Ia tahu gadis itu terjebak dalam kehendak keluarganya.

Waktu berlalu, dan kehidupan berjalan tanpa memedulikan luka hati. Enca di karuniai seorang anak dalam pernikahannya dengan pria yang dipilih keluarganya, sementara Safar menunggu agar mendapatkan kembali wanita seperti Enca. 

Ia menunggu tanpa janji, tanpa kepastian.
Ia selalu berharap agar Enca bahagia, meskipun bukan bersamanya.

Namun, takdir kembali mempermainkan hidup Enca. Suaminya, yang tampak seperti pria sempurna, ternyata bagaikan pisau bermata dua.

Bertahun-tahun kemudian, kabar itu sampai ke telinga Safar. Suami Enca ketahuan berselingkuh dan bahkan memiliki anak dari pernikahan sirinya.

1 lustrum penderitaan yang di alami Enca membuat ia teringat dengan cinta pertamanya dan kemudian ia mencoba menghubungi pria yang pernah ia tinggalkan itu. 

Ponsel Safar berdering. 

Halo? Ini dengan siapa?” tanya Safar dengan penasaran.

Safar! Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan,” Enca menangis di telepon, suaranya dipenuhi penderitaan.

Yang sabar ya Enca, Aku sudah tahu tentang masalah yang menimpamu. Aku selalu ada untukmu. Apapun yang terjadi, aku akan mendukungmu,” ucap Safar. 

Perceraian itu menjadi akhir dari pernikahan yang penuh kepalsuan.
Keluarga Enca yang marah memutuskan hubungan dengan mantan suaminya, dan Enca kembali menjadi wanita yang bebas, namun sebagai janda. 

Setelah setengah dekade penantian penuh harap, Safar akhirnya menyaksikan takdir berpihak kepadanya.

Hari itu, dengan jas sederhana dan keberanian besar, Safar mengetuk pintu rumah Enca. Saat wanita itu membuka pintu, Safar menatap matanya dan berkata dengan penuh keyakinan,

Enca, aku ingin menepati janjiku. Izinkan aku menikahimu.

Tibalah hari pernikahan mereka dan menjadi momen yang tak terlupakan. Tidak ada pesta megah maupun hiburan lainnya, hanya doa yang tulus dan kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka.

Safar menatap dengan lembut, seolah ingin memastikan bahwa wanita itu akhirnya benar-benar menjadi miliknya.

Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan,” bisik Enca sambil tersenyum kecil.

Kamu tidak perlu berkata apa-apa,” jawab Safar sembari menggenggam tangannya erat.
Aku sudah menunggu terlalu lama untuk saat ini. Yang penting sekarang, aku akan menjagamu, seperti yang selalu aku janjikan pada diriku sendiri.

Setelah menikah, Safar memperlakukan istrinya dengan cinta dan kasih sayang yang tulus.
Setiap hari, ia memastikan kebahagiaan istrinya menjadi prioritas.
Ia mendengar, memahami, dan memberi ruang bagi Istrinya untuk sembuh dari luka masa lalunya.

Enca merasa dicintai dengan cara yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Setiap perhatian kecil dan senyum tulus dari suami barunya, membuat Enca semakin bersyukur telah dipertemukan kembali dengan pria yang pernah ia tinggalkan.

Keluarga besar Enca menyadari betapa besar cinta Safar kepada Enca. Mereka melihat bagaimana seorang suami memperlakukan istrinya layaknya seorang ratu dan mencintainya tanpa syarat, melindunginya dari bayang-bayang masa lalu, serta membuatnya merasa berarti.

Maafkan kami, Safar,” ujar ayah Enca suatu malam, dengan wajah yang penuh penyesalan.
Kami tidak pernah menyangka, pria yang kami abaikan dulu adalah orang yang paling tulus mencintai putri kami.

Safar hanya tersenyum. “Saya tidak pernah menyimpan dendam, Pak. Yang penting sekarang, Enca bahagia.”

Keluarga Enca merasa malu dengan kesalahan mereka di masa lalu, namun dalam hati mereka juga bahagia. Safar telah membuktikan bahwa cinta sejati tidak pernah mengenal batas waktu ataupun rintangan.

Di tengah senyuman bahagia mereka, ada rasa bangga dan haru yang bercampur. Mereka tahu, Enca kini hidup dalam pelukan pria yang benar-benar mencintainya. Safar dan Enca di karuniai seorang anak laki-laki yang tampan. Kelak akan menjadi penjaga untuk kakak perempuan tirinya.

Kehidupan cinta Safar merupakan bukti cinta yang kuat akan menjadi penutup indah dari perjalanan panjang yang penuh liku.***


Penulis: Wildan Hamza    |   Raha, 23 Desember 2024
Sumber: Karangan Penulis
Hai Sobat Bolder, Rascita berfokus pada cerita-cerita yang memiliki rasa penuh emosi tentang kehidupan, cinta, dan harapan melalui kata-kata. Website ini di persembahkan oleh Wildan Bolder Group