Cerpen: Bayang Dosa di Balik Malam Acara
Dimas, dengan senyumnya yang lebar, sedang asyik menari di tengah lingkaran, ditemani anak kecil yang sesekali ditimangnya. Anak itu adalah putrinya yang baru berusia 3 tahun, buah hati dari pernikahan muda Dimas. Bagi Arman, setiap gerakan dan tawa Dimas adalah duri yang menusuk dalam hati. Ingatan tentang peristiwa beberapa bulan lalu, ketika Dimas mempermalukan keluarganya dengan tuduhan tak berdasar, masih membakar hatinya.
Dendam itu membawa Arman ke sudut gelap lapangan. Dengan napas tertahan, ia menggenggam sesuatu di balik jaketnya. Rasa takut bercampur amarah menyelimuti pikirannya. Saat Dimas meninggalkan keramaian untuk ke tempat sepi, Arman mengikutinya dengan langkah pelan.
Sebuah konfrontasi terjadi. Suara mereka meninggi, tapi ketegangan itu pecah menjadi sesuatu yang tak terkendali. Dalam kekacauan itu, sebuah insiden tak terelakkan terjadi. Dimas terjatuh. Tubuhnya tidak bergerak, dan Arman berdiri membeku, tak percaya pada apa yang baru saja terjadi.
Arman melarikan diri ke rumahnya, tubuhnya gemetar hebat. Namun, kejadian itu tak bisa disembunyikan lama. Beberapa hari kemudian, dia ditangkap. Bukti dan saksi mata cukup kuat untuk menyeretnya ke meja pengadilan. Hakim menjatuhkan hukuman sepuluh tahun penjara.
Sepuluh tahun berlalu, Arman akhirnya dibebaskan. Namun, kebebasannya tidak membawa kedamaian. Teror dari Dimas justru semakin menjadi-jadi. Sosok Dimas sering muncul di rumah Arman, berdiri di sudut gelap dengan tatapan kosong. Puncaknya, pada suatu malam, Arman memutuskan untuk mengakhiri semuanya. Dia menulis sepucuk surat, meminta maaf kepada dunia atas dosa-dosanya, lalu mengikat tali di plafon rumahnya. Saat dia bersiap melangkah ke kursi, tiba-tiba pandangannya gelap, dan dia merasa terhisap ke dalam mimpi.
Dalam mimpi itu, Arman berada di sebuah ruangan gelap. Suara anak-anak menangis memenuhi udara, dan di tengah ruangan, berdiri Dimas. Namun, kali ini bukan dengan tatapan penuh kebencian, melainkan dengan wajah penuh kesedihan. Dimas sebelum menghilang, meninggalkan Arman dengan anak kecil yang berdiri di depannya, menangis ketakutan.
Arman terbangun dengan napas tersengal, keringat dingin membasahi tubuhnya, merasa mimpinya terasa nyata. Ia berpikir bahwa Dimas memberinya sebuah pesan, dan mengaitkan anak-anak yang ada di dalam mimpinya adalah anak-anak Dimas. Kemudian ia membatalkan niat untuk mengakhiri hidupnya dan mulai mencari tahu tentang anak-anak Dimas. Setelah berhari-hari mencari informasi, dia menemukan mereka tinggal di sebuah rumah reyot di pinggir desa. Anak-anak itu hidup dalam kesulitan, bekerja serabutan untuk bertahan hidup bersama ibunya yang telah menjadi janda sejak kehilangan suaminya.
Arman mendatangi mereka, membawa bahan makanan dan pakaian. Awalnya istri Dimas menolak. “Pergi dari sini! Kau telah merengut suamiku. Kami tak butuh belas kasihanmu!” Serunya dengan air mata mengalir jatuh membasahi pipinya. Rasa sakit mendalam, sangat tercermin dalam setiap kata yang keluar dari mulutnya, seolah tak bisa menerima kenyataan yang telah merubah hidupnya.. “Aku tahu aku tak pantas di maafkan. Tapi biarkan aku membantu anak-anakmu. Setidaknya aku ingin menebus dosa ini,” kata Arman lirih.
Namun, Arman tidak menyerah. Dia terus datang, menunjukkan ketulusannya hingga akhirnya mereka mau menerimanya. Perlahan, istri Dimas mulai melunak. Anak-anak itu juga mulai menerima kehadirannya. Arman pun bekerja keras untuk memastikan anak-anak itu mendapatkan pendidikan dan masa depan yang lebih baik.
Teror dari Dimas perlahan menghilang. Suatu malam, Arman bermimpi lagi. Kali ini, Dimas muncul dengan senyuman. “Terima kasih, Arman. Kau sudah mengganti peranku sebagai ayah,” kata Dimas sebelum menghilang untuk selamanya.
Hidup Arman berubah. Dia tidak pernah melupakan dosa yang telah dilakukannya, tetapi dia menemukan cara untuk menebusnya. Anak-anak Dimas tumbuh menjadi pribadi yang kuat, dan bagi Arman, itu adalah bentuk pengampunan yang sesungguhnya, dari dendam yang merenggut masa mudanya.***
Gabung dalam percakapan
Itu salah satu cara mendukung kami untuk tetap berkarya.
Ikuti sosial media kami ya, agar Anda dapat mengetahui tulisan terbaru dari kami