Puisi: Saat Panas, Rindu Hujan

#puisi rasa syukur #alam


Saat mentari bersinar garang,
tanah kering kayu jadi arang.
orang-orang mendongak ke langit,
merintih, memohon jatuhnya rintik.

“Ah, andaikan hujan menyapa,
mendinginkan bumi yang membara,
membasuh rumput yang merana,
agar sejuk asri menghampiri dunia.”

Lalu, awan hitam datang berarak,
rintik jatuh, mengguyur rasa syukur para katak.
Jalanan basah, sungai meluap,
orang-orang pun menjadi kalap.

“Hujan ini tak tahu batas,
menenggelamkan kaki dan lantai rumah.
Andaikan surya kembali bersinar,
agar hangat menyelimuti dunia.”

Begitulah manusia pandai mencela,
merindu panas di tengah hujan,
merindu hujan di terik menyala,
lupa bersyukur pada yang ada.




Penulis: Wildan Hamza
Raha, 16 Januari 2025
Sumber: Karangan Penulis





Ingin mendapatkan informasi sastra terbaru dari Rascita? 
Silahkan ikuti Media Sosial kami dengan menekan link di bawah ini 👇



Hai Sobat Bolder, Rascita berfokus pada cerita-cerita yang memiliki rasa penuh emosi tentang kehidupan, cinta, dan harapan melalui kata-kata. Website ini di persembahkan oleh Wildan Bolder Group