Jangan Menukar Nurani: Puisi Nasihat untuk Generasi Jujur
Puisi reflektif tentang nasihat seorang ayah kepada anaknya agar menjauhi suap dan kerakusan serta menjaga nurani dan hidup dalam kejujuran.
Hai Sobat Rascita,
Di tengah dunia yang semakin terbiasa dengan tipu daya dan iming-iming kekuasaan, masih adakah ruang untuk nasihat yang lahir dari nurani?
Tak sedikit orang yang mengira suatu kesuksesan bisa dibeli dengan cara cepat. Namun yang sering dilupakan, harga dari tipu daya bisa jauh lebih mahal dari yang dibayangkan. Kadang, nasihat yang paling jujur datang dari mereka yang diam-diam memperhatikan, bisa dari seorang ayah, seorang guru, atau bahkan suara kecil dalam hati kita sendiri.
Hari ini, mari kita dengarkan sejenak suara itu. Ia tak menuntut, tapi menuntun sebuah nasihat sederhana, namun bernilai jauh lebih dari sekadar harta. Suara yang dibungkus dalam puisi yang menyentuh. Penasaran dengan puisinya? Yuk, baca sampai selesai
Judul: Warisan Tanpa Noda
Nak, tahukah kamu istilah penjilat?
Yang mencari harta dengan tipu muslihat.
Sebab, uang yang datang tanpa keringat,
Sering membawa beban yang tak terlihat.
Lihatlah tanah yang kian marah,
Hak dirampas dengan rakus dan serakah.
Ditelan tamak oleh tangan berkuasa,
Meninggalkan luka yang tak berasa.
Jangan engkau belajar dari mereka yang curang,
Yang menukar nurani dengan uang.
Kelak engkau akan berdiri di persimpangan,
Pilihlah jalan tanpa iming-imingan.
Sebab hartamu yang sejati,
Adalah nama yang tak ternodai.
Benda fana tak dibawa mati,
Hanya kejujuran yang abadi.
Maka, hiduplah dalam terang kebaikan,
Jadilah nafas baru dalam harapan.
Agar generasi kelak menjaga tangan,
Dari suap dan rayuan.
Oleh: Hamka Hamza | Wambulu, 18 Januari 2025
Nasihat dalam bait-bait ini mengingatkan bahwa, uang yang datang tanpa kerja keras, tak pernah benar-benar membawa ketenangan. Bahkan sering kali menyisakan beban batin yang tak kasat mata.
Puisi ini menyindir realitas, dimana banyak orang berlomba menjadi penjilat demi harta. Mereka menjilat demi jabatan, menggadaikan tanah demi kekuasaan. Hak rakyat dirampas, nurani dijual murah.
Pilihan hidup ada di tangan generasi muda: mengikuti jejak yang curang atau berdiri di jalan terang dengan kepala tegak. Kejujuran memang tak selalu mudah, tapi ia adalah warisan murni yang tidak bisa kita tinggalkan.
Jika puisi ini menyentuh hatimu, bagikan tulisan ini kepada mereka yang kamu perdulikan, seperti anakmu, temanmu, atau siapa saja yang sedang berdiri di persimbangan hidup.
Dan jika kamu ingin membaca karya reflektif lainnya yang mengangkat nilai dan nurani, jelajahi tulisan-tulisan lain di Rascita.com, tempat di mana setiap rasa bisa bercerita.
Ingin mendapatkan informasi sastra terbaru dari Rascita?
Silahkan ikuti Media Sosial kami dengan menekan link di bawah ini 👇
Gabung dalam percakapan
Itu salah satu cara mendukung kami untuk tetap berkarya.
Ikuti sosial media kami ya, agar Anda dapat mengetahui tulisan terbaru dari kami