Ketika Cinta Diam: Puisi tentang Sunyi dan Harapan Dalam Hubungan Asmara
Sebuah puisi tentang cinta yang terjebak dalam keheningan. Di antara diam dan luka, adakah harapan untuk kembali menyatu? Baca kisahnya di Rascita.com
Hai Sobat Rascita, pernahkah kamu merasa dekat dengan seseorang, tapi terasa begitu jauh? Seperti cinta yang terpenjara dalam sunyi, tanpa kata, tanpa pelukan. Dalam hubungan cinta, pertengkaran kadang tak diakhiri dengan teriakan, melainkan dengan diam. Bukan karena tak peduli, tapi karena hati sama-sama terluka.
Karena aku sedang mengalami hal serupa, aku pun menuangkannya ke dalam sebuah puisi. Puisi ini lahir dari keheningan dua hati yang saling mencintai, tapi tak lagi saling bicara. Mungkin kamu juga pernah berada di titik ini, saat cinta kamu diuji bukan oleh kebencian, tapi oleh diam yang membeku. Berikut puisinya, silahkan simak hingga selesai.
![]() |
Judul: Diam yang Menyiksa
Dalam dimensi cinta, hati sunyi membisu,
Tak ada kata, apalagi suara tuk bertemu.
Engkau di barat dan aku di timur,
Tatapan dingin kita tak lagi akur.
Apakah saat ini cinta berbicara?
Di waktu badan hati diam dan terluka?
Setiap detik berlalu tanpa makna,
Seolah hati tak lagi ingin bersuara.
Amarah kita mengalir dalam keheningan,
Seperti arus sungai tanpa tujuan.
Aku ingin menyapa, namun takut menyakiti,
Kau ingin berkata, tapi enggan memulai.
Namun, bukankah cinta adalah dialog?
Bukan pertempuran sunyi yang penuh prolog.
Mari hapus jarak yang kita ciptakan,
Agar cinta kembali pada pelukan.
Oleh: Wildan Hamza | Raha, 14 Januari 2025
Cinta tak akan bertahan jika hanya satu pihak yang berjuang, dan puisi ini kutuliskan sebagai pengingat, bahwa cinta bukan tentang siapa yang paling benar, tapi siapa yang paling berani menyapa lebih dulu. Ketika dua hati saling mencintai tapi saling diam, siapa yang akan menyelamatkan cinta itu? Ingat, sunyi dapat memadamkan api cinta secara perlahan.
Semoga puisi ini dapat menyentuh sisi terdalam hatimu dan mengingatkan kita semua: jangan tunggu terlalu lama dalam diam, karena terkadang cinta hanya butuh satu kata sederhana-"maaf" atau "aku rindu". Mungkin itu cukup untuk membuka pintu yang hampir tertutup. Terima kasih.
Ingin mendapatkan informasi sastra terbaru dari Rascita?
Silahkan ikuti Media Sosial kami dengan menekan link di bawah ini 👇
2 komentar
Itu salah satu cara mendukung kami untuk tetap berkarya.
Ikuti sosial media kami ya, agar Anda dapat mengetahui tulisan terbaru dari kami
Sakit hati boleh, dendam jangan.😄