Pertunangan Tak Selalu Indah - Puisi tentang Perjalanan Asmara Remaja

Puisi reflektif tentang perjuangan cinta dalam pertunangan yang tak selalu mudah. Terinspirasi dari taman kecil di kota Baubau yang menjadi saksi
ilustrasi cincin pertunangan dalam hiasan adat
Hai Sobat Rascita,
Setiap kota punya ruang sunyi yang menyimpan banyak cerita. Sore itu, angin di Taman Segitiga, kota Baubau, terasa lebih lembuh dari biasanya. Kami duduk di bangku yang sama, di bawah pohon yang rindang, seolah pohon itu ikut mendengar doa-doa kami.

Tanganku menggemgam selembar kertas kecil: berisi rencana hidup yang belum tentu berjalan mulus, tapi sangat ingin kami perjuangkan bersama. Kisah itu kami tuangkan dalam sebuah puisi. Penasaran dengan puisinya? Yuk, baca sampai selesai.

Judul: Cincin Harapan

Taman segitiga kota Baubau,
Menjadi saksi doa yang syahdu.
Merencanakan janji dalam ikatan,
Menyusun harapan dalam pertunangan.

Tak mudah jalan yang kami tempuh,
Badai kecil sering menyentuh.
Persiapan penuh ujian dan raga,
Namun cinta tetap berpadu.

Kami merindukan hari yang di nanti,
Berharap berjalan pasti.
Tanpa cela, tanpa drama,
Hanya bahagia dan sukacita.

Semoga esok menjadi nyata,
Saat cincin saling menggenggam mesra.
Dalam ikatan yang suci dan tulus,
Mengawali kisah hingga lulus.

Inilah sebuah harapan,
Cincin yang terpasang bukan mainan.
Karena adat telah di padukan,
Sangat tidak mudah tuk dilepaskan.
Oleh: Wildan Hamza | Baubau, 19 Januari 2025

Pertunangan sering tampak indah dari luar: cincin, foto, senyuman, dan ucapan selamat. Tapi kenyataan jauh lebih kompleks. Di balik setiap janji manis, ada proses yang menguras tenaga, emosi, bahkan kesabaran.

Kami tidak berbeda dari pasangan lainnya. Perjalanan menuju pertunangan penuh perdebatan kecil, tekanan keluarga, dan rasa tidak pasti. Keraguan kerap datang, terutama saat ekspektasi tak sejalan dengan kenyataan. Namun kami bertahan, bukan karena semua terasa mudah, tapi karena kami sadar: komitmen selalu membutuhkan keberanian.

Cincin ini bukan sekadar simbol permainan, apalagi formalitas kosong. Ia adalah tanda bahwa kami telah melewati ujian dan tetap memilih bersama. Meski belum berdiri di pelaminan, pertunangan ini adalah bentuk kesungguhan kami dalam menjemput masa depan yang kami impikan.
Taman itu menjadi saksi. Dan jika kelak kami menikah, kami akan kembali ke sana, bukan untuk mengenang, tapi untuk bersyukur.

Jika kamu punya kisah serupa, tulis ceritamu di kolom komentar. Bagikan tulisan ini, jika kisah ini menyentuh hatimu, barangkali ada hati lain yang juga sedang memperjuangkan hal yang sama.
Ingin mendapatkan informasi sastra terbaru dari Rascita? 
Silahkan ikuti Media Sosial kami dengan menekan link di bawah ini 👇

Hai Sobat Bolder, Rascita berfokus pada cerita-cerita yang memiliki rasa penuh emosi tentang kehidupan, cinta, dan harapan melalui kata-kata. Website ini di persembahkan oleh Wildan Bolder Group